0

Do'a Masuk dan keluar Kamar Mandi / Toilet

Diposting oleh : Pangeran Lawu Pada 03.24 ,Label
A. Doa Masuk Kamar Mandi Atau Toilet
اَللّٰهُمَّ اِنّىْ اَعُوْذُبِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَآئِثِ
Alloohumma Innii a'uudzubika minal khubutsi wal khobaaitsi

Artinya: "Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari godaan syetan laki-laki dan setan perempuan"



B. Doa Istinja

اَللّٰهُمَّ حَسِّنْ فَرْجِىْ مِنَ الْفَوَاخِشِ وَظَهِّرْ قَلْبِيْ مِنَ النِّفَاقِ
Alloohumma thahhir qolbii minan nifaaqi wa hashshin fajrii minal fawaahisyi
Artinya : "Wahai Tuhanku, sucikanlah hatiku dari sifat kepura-puraan (munafiq) serta peliharalah kemaluanku dari perbuatan keji"

C. Doa Keluar Kamar Mandi Atau Toilet

غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَذْهَبَ عَنّى اْلاَذَى وَعَافَانِىْ

Ghufraanaka. Alhamdulillaahil ladzii adzhaba ‘annjil adzaa wa’aafaanii.

Artinya: "Dengan mengharap ampunanMu, segala puji milik Allah yang telah menghilangkan kotoran dari badanku dan yang telah menyejahterakan."

1

Doa Tidur

Diposting oleh : Pangeran Lawu Pada 03.00 ,Label
A. Doa Sebelum Tidur

بِسْمِكَ االلّٰهُمَّ اَحْيَا وَبِاسْمِكَ اَمُوْتُ

Bismikallaahuma ahyaa wa bismika amuutu
Artinya: "Dengan menyebut nama-Mu, Ya Allah, aku hidup dan dengan menyebut nama-Mu aku mati"



B. Doa Sebelum Tidur

بِسْمِكَ اللّٰهُمَّ اَحْيَا وَاَمُوْتُ

Bismikallohumma ahya wa amuutu

Artinya: "Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku hidup dan aku mati".



C. Doa Ketika Mimpi Buruk

اَللّٰهُمَّ إِنّىِ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ وَسَيِّئاَتِ اْلأَحْلاَمِ

Allaahumma innii a'uudzubika min 'amalisy syaithaani wa sayyiaatil ahlami
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada Engkau dari perbuatan setan dan dari mimpi-mimpi yang buruk"

D. Doa Ketika Mendapat Mimpi Baik

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ قَطْلَ الْحَاجَتِ

Alhamdulillahil ladzii qodzoo haajaati

Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah memberi hajatku"


E. Doa Bangun Tidur

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَحْيَانَا بَعْدَمَآ اَمَاتَنَا وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ

Alhamdu lillahil ladzii ahyaanaa ba'da maa amaa tanaa wa ilahin nusyuuru

Artinya : "Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah kami mati (membangunkan dari tidur) dan hanya kepada-Nya kami dikembalikan"

0

Doa Sebelum dan seduah makan dan minum

Diposting oleh : Pangeran Lawu Pada 02.50 ,Label
A. Doa Sebelum Makan

اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Alloohumma barik lanaa fiimaa razatanaa waqinaa 'adzaa bannar
Artinya: "Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka"



B. Doa Sesudah Makan

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِيْنَ
Alhamdu lillaahil ladzii ath'amanaa wa saqoonaa wa ja'alnaa muslimiin

Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan kami dan minuman kami, serta menjadikan kami sebagai orang-orang islam"


C. Doa Sesudah Minum

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ جَعَلَهُ عَذْبًا فُرَاتًا بِرَحْمَتِهِ وَلَمْ يَجْعَلْهُ مِلْحًا اُجَاجًا بِذُنُوْبِنَا

Alhamdu lillaahil ladzi ja'alahuu 'adzbam furootam birohmatihii wa lamyaj'alhu milhan ujaajam bidzunuubinaa

Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air ini (minuman) segar dan menggiatkan dengan rahmat-Nya dan tidak menjadikan air ini (minuman) asin lagi pahit karena dosa-dosa kami"


D. Doa Ketika Makan Lupa Membaca Doa

بِسْمِ اللهِ فِىِ أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ

Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhirnya"

0

Bacaan Niat Puasa Senen dan Kamis

Diposting oleh : Pangeran Lawu Pada 02.44 ,Label
A. Bacaan Niat puasa hari Senin

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu Sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi taa'ala

Artinya: Saya niat puasa hari Senin, sunnah karena Allah ta'ala


B. Bacaan Niat puasa hari Kamis


نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: Saya niat puasa hari Kamis, sunnah karena Allah ta'ala.



0

Khutbah Bulan Dzul Hijjah

Diposting oleh : Pangeran Lawu Pada 02.08 ,Label


الْحَمْدُ للهِ القَوِيِّ المَتِينِ، سُبْحَانَهُ خَلَقَ الإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ، وَهَدَاهُ لِلْمَنْهَجِ القَوِيمِ، وَسَنَّ شَرَائِعَ فِيهَا القُوَّةُ وَالتَّمكِينُ، بِحِكْمَتِهِ نُؤْمِنُ، وَبِقُدْرَتِهِ نُوقِنُ، عَلَيْهِ نَتَوَكَّلُ، وَإِيَّاهُ نَستَعِينُ، أَحْمَدُهُ تَعَالَى بِمَا هُوَ لَهُ أَهْلٌ مِنَ الْحَمْدِ وَأُثْنِي عَلَيْهِ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيَّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، لَمْ يَزَلْ مُتَوَكِّلاً عَلَى رَبِّهِ، وَاثِقًا بِوَعدِهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَعَلَى كُلِّ مَنْ اقْتَفَى أَثَرَهُ وَتَرَسَّمَ خُطَاهُ إِلَى يَومِ الدِّينِ, أمّا بعد
Hadirin Jama’ah Jum’at….

Marilah kita pertahankan dan selalu kita tingkatkan, takwa kepada Alloh SWT, dengan selalu menaati perintah-perintahNya, serta menjauhi segala apa yang dilarang. Karena hanya ketakwaan yang baik dan sempurnalah, yang menjamin kebahagiaan kita, di dunia dan akhirat.
Pada hari ini, kita telah berada di awal bulan Zulhijjah 1437 H, itu berarti tidak berapa lama lagi kita akan bertemu dengan hari raya ‘Idul Adha/ hari raya qurban dan juga akan melaksanakan sholat ‘Idul Adha. saat ini, jama’ah haji kita sedang melaksanakan rangkaian manasik haji, untuk itu kita do’akan semoga saudara-saudara kita itu mendapatkan prediket haji mabrur.

Hadirin sidang jumu’ah yang berbahagia.

Rangkaian manasik haji itu merupakan napak tilas perjalanan Nabi Ibrahim dan keluarganya, seperti Sa’I, adalah gambaran perjaanan Siti Hajar dalam mencari Air demi kelangsungan hidup buah hatinya, Ismail as. Kemudian melontar Jumroh, adalah gambaran permusuhan abadi antara manusia dengan Iblis ‘alaihi laknat, dimana Iblis berusaha menggoda Siti hajar, Nabi Isma’il dan Nabi Ibrahim agar supaya penyembelihan yang akan dilakukan oleh Nabi Ibrahim terhadap putranya Isma’il sebagai wujud dari ketaatan beliau kepada Allah gagal dilaksanakan.

Hadirin yang berbahagia

Pelajaran yang dapat kita ambil dari bulan Dzulhijjah, adalah bagaimanateguhnya iman dan tauhid Nabi Ibrahim AS, sehingga beliau sabar dan ikhlas dalam berkorban. Dalam sejarah dapat kita ketahui bahwa Nabi Ibrahim pernah menyembelih korban sebanyak seratus ekor onta dan dagingnya dibagi-bagikan kepada penduduk disekitarnya, demi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sudah demikian hebatnya ibadah Nabi Ibrahim ini, namun Allah masih ingin mengujinya, sampai seberapa hebatkah Nabi Ibrahim ini dalam menghadapi ujian dari Allah. Ternyata ujian kali ini pun ia lulus dengan ujian yang begitu berat, yaitu diperuntah untuk menyembelih putra tercinta dan semata wayang pula. sebagaimana terdapat dalam Surah as Shoffat ayat 102

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (الصافات: 102)
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".

Mari kita renungi bersama, untuk kita yang dikaruniai oleh Allah kelebihan rezeki, adakah kita berkorban tahun ini. adakah kita mau mengorbankan sebagian rezeki yang kita dapatkan dengan bersedekah atau menginfakkannya di jalan Allah, ataukah kita masih saja suka menggerutu atas apa yang kita miliki sebagai karunia dari Alloh, saat ini? jawabannya ada pada diri kita masing-masing. jika kita belum sepenuhnya ikhlas membelanjakan harta di jalan Allah, belum tergerak hati untuk membantu fakir miskin, belum tergerak untuk infak ataupun shodaqoh, demi kemaslahat umat dan masyarakat, maka apalah artinya kita setiap tahun, melewati bulan dzul hijjah, dan mengikuti prosesi ‘idul adha, juga  mendengarkan khutbah tentang kemurnian tauhid serta pengorbanan Nabiyulloh  Ibrahim as.

Hadirin yang berbahagia

mengenai Hukum berkurban bagi yang mampu, terdapat dua pendapat ulama’, Imam Hanafi berpendapat bahwa hukumnya wajib, sedangkan jumhur ulama’ selain imam hanafi mengatakan bahwa hukum berkurban itu adalah Sunnah Muakkadah, dan pendapat inilah yang paling kuat, namun alangkah baiknya bagi orang yang mampu, hendaknya ia melaksanakan ibadah kurban, sebagai wujud dari rasa syukur kita kepada Allah atas rizki yang Allah karuniakan kepada kita, dan sebagai sarana dalam mendekatkan diri kepada Allah swt, dan sejalan pula dengan hadits Rasulullah saw sebagaimana yang terdapat dalam kitab Fathul Bari karangan al Imam Ibnu Hajar al Asqolani dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah, beliau berkata :
حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ هُرْمُزَ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abu Abdurrahman telah menceritakan kepada kami Abdullah bin ‘Ayyasy dari Abdurrahman bin Hurmuz Al A’raj dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam Bersabda: “Barangsiapa mendapatkan kelapangan dalam rizki namun tidak mau berkurban maka janganlah sekali-kali mendekati tempat Shalat  kami.” (H.R. Ahmad)

Hadirin yang berbahagia

Selanjutnya, berkaitan dengan mulainya kita masuk bulan Dzul hijjah, adalah bagaimana kita menyikapi setiap ujian yang datang dari Allah SWT. Untuk meningkatkan derajat keimanan dan ketaqwaan kepadaNya.

Setiap kita pasti pernah mengalami ujian dalam hidup ini. Hanya saja kadar dan bentuknya yang berbeda. Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, maka makin hebat pula ujian yang dihadapinya. Para nabi adalah orang-orang yang paling hebat ujiannya, dan mereka bersabar dalam menghadapi ujian tersebut, sehingga Allah Swt menaikkan derajat mereka.
Mari kita simak firman Allah SWT dalam QS. Al-Ankabut : 2-3
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ (٢)وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ (٣

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?. dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”.

Hadirin yang berbahagia

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan cobaan ataupun ujian Allah SWT.

Pertama, Allah SWT menjadikan cobaan sebagai sunnah-Nya untuk mengetahui siapa yang jujur dan siapa yang dusta, siapa yang mukmin dan siapa yang munafik. Andaikata semua ujian itu enak dan mudah, niscaya semua orang akan mengakui bahwa dirinya jujur dan benar. Akan tetapi Allah menampakkan siapa orang-orang yang betul-betul jujur dan siapa yang hanya sebatas ucapan, khususnya dalam menjalani ketaatan kepadaNya

Kedua, dengan adanya ujian ataupun cobaan, Allah SWT membersihkan barisan Islam . siapa yang suka mencela Islam, memusuhi orang-orang sholeh, alim ulama’ dan siapa yang benar-benar memperjuangkan Islam serta mencintai orang-orang sholeh dan Ulama’ yang memperjuangkan Islam. Karena lisan adalah jendela dari nuansa hati manusia, maka dari lisan Alloh menguji keikhlasan dalam membela agama Alloh.

Ketiga, dengan ujian itu Allah hendak membersihkan dosa-dosa dan kesalahan kita. Maka dari itu, mari kita senantiasa memohon kepada Allah agar termasuk orang-orang yang apabila berbuat dosa diberi kekuatan dan kesempatan untuk bertaubat dan diterima taubat kita, apabila diberi nikmat, kita mohon agar menjadi orang yang bersyukur, apabila diberi cobaan, kita menjadi orang yang bersabar.

Keempat, dengan adanya cobaan itu, akan semakin menyadarkan kita bahwa betapa kerdilnya diri ini, betapa kecil dan tidak berartinya kita, dibanding ke- Maha Besarnya Allah SWT, sehingga dalam menjalani hidup ini, kita hanya bergantung dan pasrah kepada Allah semata. Dengan selalu berusaha secara lahir, dan sejalan itu, menawakkalkan ruhaniyah kita, hanya kepada Alloh

Kelima, dengan adanya cobaan, hendaknya kita segera bangkit untuk memulai hidup yang baru . Jika kita menderita karena menegakkan agama Allah, maka bersabarlah sambil terus berusaha dengan mengorbankan apa saja yang kita miliki, dengan tenaga, harta serta fikiran. Namun di sisi lain, apapun hasilnya, kita serahkan sepenuhnya kepada Allah semata.

Keenam, cobaan dan ujian dalam membenarkan dan mengimani kalimat tauhid secara penuh dan sempurna, karena kalimat tauhid tidak bisa muncul secara sepontan dan kuat dari seseorang kecuali pada saat ia ditimpa cobaan. Pada saat seperti itu kalimat tauhid akan muncul secara jujur dari hatinya. Allah tidak akan marah walaupun nama Nya disebut hanya pada saat kita kaget ataupun pada saat genting yang tidak ada lagi yang bisa diharapkan pertolongannya.dan kalimat tauhid itu pula yang dapat menyelamatkan hidup kita di akherat, manakala kita rajin melafalkannya.

Akhirnya, semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk selalu taat dalam menjalankan perintahnya, menjauhi larangannya, bersyukur jika mendapat nikmat dan bersabar jika mendapat musibah. Dan Alloh melimpahi kelapangan rizki kepada kita, sehingga kita bisa itba’ mengikuti sunnah Nabiyulloh, kholilulloh Ibrahim AS, Amin yarobbal ‘alamin.


با رك الله لى ولكم فى القران العظيم, ونفعنى وايا كم بما فيه من الايا ة والذ كرالحكيم, اقول قولى هذا زاستغفروه انه هوالغفور الرحيم

KUTBAH KE 2


الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
{ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ } [آل عمران: 102]
{
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا } [الأحزاب: 70، 71].

اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.

رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

0

KHUTBAH IDUL ADHA ( a )

Diposting oleh : Pangeran Lawu Pada 02.07 ,Label

MENGURAI MAKNA IBADAH QURBAN DAN IBADAH HAJI


اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.

 الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانِ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلِ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا  بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ
فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ .وقال ايضا : وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِ نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, Jamaah Idul Adha Rahimakumullah

Takbir bergema diukamndangkan diseantero jagad menjelang masuknya kita tanggal 10 Dzul Hijjah, pertanda Idul Adha tiba, maka ungkapan syukur kita adalah dengan mengagungkan Asma Alloh dengan bertakbir, serta mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, semoga sholawat dan salam tercurahkan atas beliau, para istri, anak, kerabat dan para sahabat beliau.

Di hari yang mulia ini, saya mengajak diri saya dan jamaah sekalian: marilah kita tingkatkan iman dan takwa kita kepada Alloh, dengan takwa yang sesungguhnya, yakni menjalankan perintah-perintahNya, serta menghundari dan menjauhi semua laranganNya..

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, Jamaah Idul Adha Rahimakumullah

Idul Adha adalah salah satu hari raya dalam Islam yang di dalamnya menyimpan berbagai peristiwa monumental dari peradaban kehidupan manusia di atas bumi. Peristiwa tersebut selanjutnya diabadikan dalam sebuah ritual ibadah.
Dua ibadah yang sangat identik dengan Hari Raya Idul Adha adalah ibadah kurban dan ibadah haji. Kedua ibadah ini mengandung nilai keteguhan  keyakinan dan kokohnya keimanan, dan dibuktikan dengan pengorbanan yang di dasari dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.


اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ

Hadirin Hadirat Rahimakumullah 

Ibadah kurban adalah ibadah yang berawal dari sejarah ketika Nabi Ibrahim mendapatkan perintah untuk mengorbankan putranya, Ismail, dengan cara disembelih. Berbekal keimanan yang  kokoh, Nabi Ibrahim pun melaksanakan perintah yang disampaikan Allah melalui sebuah mimpi. Namun, sebelum Nabi Ibrahim menyembelih Ismail, malaikat membawa seekor kambing dari surga sebagai ganti untuk disembelih. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Asshoffat: 102


فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Artinya: “ Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Dari sejarah inilah umat Islam diperintahkan untuk menyembelih hewan kurban yang pada hakikatnya merupakan sebuah ibadah untuk mengingatkan kita bahwa kita semua kembali kepada tujuan hidup, yaitu beribadah kepada Allah. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzaariyaat: 56

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku.”

Hikmah dari ujian Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya adalah keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah SWT. Keikhlasan menjadi salah satu kunci untuk memperoleh ridha Allah dengan menjalankan apa yang menjadi perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Jika kita melaksanakan ibadah tanpa didasari oleh keikhlasan niscaya yang kita lakukan akan menjadi sebuah kesia-siaan belaka.


إِنَّ اللَّهَ لا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ

Artinya: Allah tidak menerima amal, kecuali amal (ibadah) yang dilandasi keikhlasan dan karena mencari keridhaan Allah SWT (HR. Nasa’i)

Maka pengertian ibadah yang bertujuan untuk qurban atautaqorruban yakni mendekatkan diri kita kepada Alloh agar selalu terjaga dalam beristiqomah melaksanakan kewajiban, pun terjaga dari kekhilafan melanggar laranganNya.
Dan ibadah yang baik, sempurna serta berbuah hasil adalah ibadah yang dilandasi dengan keikhlasan yang prima, yakni seperti ikrar yang kita ucapkan setiap mengawali sholat, yakni dalam bacaan doa iftitah :

اِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي ِﷲِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Sesungguhnya solatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah kerana Allah, Tuhan seluruh alam

Pada poin ini, sesungguhnya untuk menggapai ridlo Alloh dibutuhkan perjuangan yang sungguh-sungguh, dengan beribadah kepada Alloh secara istiqomah, dengan rela mengorbankan tenaga, waktu dan harta benda agar ibadah bisa dilaksanakan secara istiqomah, dan tentunya akan mancapai puncak prestasi ibadah jika dilakukan dengan peruh rasa ikhlas, lillaahi ta’ala, hanya untuk Alloh SWT.

Tidak ada capaian tanpa perjuangan dan pengurbanan
Dan tidak ada kwalitas capaian yang sempurna kecuali dengan keikhlasan
Maka setiap manusia yang berjuang, dia musti butuh pengorbanan, dan pengurbanan menjadi ringan dan menyenangkan, apabila dilandasi dengan rasa ikhlash karena Alloh semata.

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, Jamaah Idul Adha Rahimakumullah

Adapun Hikmah lain dari ibadah kurban.dapat dilihat dari makna kalimat kurban itu sendiri. Kurban dalam Bahasa Indonesia berarti dekat. Oleh karena itu, kurban dapat diartikan mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya melalui wasilah hewan ternak yang dikurbankan atau disembelih. Pada hari nahr ini.
Atau jika kita tidak mampu untuk menyembelih binatang qurban, tentu kita tetap berazam untuk selalu dekat dengan Alloh, dan itu bisa wasilahi dengan mengorbankan hal-hal lain selain binatang qurban.
Seperti mengorbankan waktu, di mana di tengah-tengah kesibukan kita, kita harus mau negurbankan waktu sesaat untuk melaksanakan kewajiban sholat, wirid dan dzikir, jika kita berazam untuk dengat dengan Alloh.
Atau juga berkurban dengan tenaga kita pada bidang-bidang perjuangan yang dibutuhkan sokongan tenaga. Dan lainnya.

Namun yang perlu diingat, adalah bahwa setiap pengurbanan itu amatlah berat untuk direalisasikan, karena dalam berqurban kita harus melawan nafsu-nafsu sayyi’ah seperti kikir,bakhil, tamak, egois dan kurang qona’ah.

Maka marilah kita jadikan momen idul Adha 1439 H ini sebagai pemicu semangat kita untuk meningkatkan intensitas perjuangan demi tegaknya Islam, dan mari kita lawan diri kita sendiri  dengan selalu memotivasi agar dengan ikhlas dan suka rela mau berqurban.

اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ 


Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, Jamaah Idul Adha Rahimakumullah

Ibadah selanjutnya yang identik dengan Hari Raya Idul Adha adalah ibadah haji ke Tanah Suci Makkah. Ibadah haji merupakan kewajiban bagi kita umat Islam yang memiliki kemampuan. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 97:


وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِ نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ

Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam.“

Mampu melaksanakan Rukun Islam yang kelima ini memiliki arti siap untuk mengorbankan harta yang dimiliki sebagai wujud syukur atas nikmat harta dan kesehatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kesiapan kita mengorbankan harta untuk menjadi tamu Allah di Baitullah sekaligus mengajarkan kepada kita untuk menjauhi sifat kikir dan cinta terhadap kekayaan materi.

Pengorbanan kita dalam berhaji juga mengajarkan kepada kita untuk tidak membangga-banggakan kekayaan ataupun kelebihan yang kita miliki karena pada dasarnya semua itu adalah karunia dan anugerah dari Allah. Sudah seharusnya semua itu kita syukuri untuk menjadi modal kita untuk tekun beribadah kepada Allah SWT.

Ibadah haji juga mengajarkan kepada kita untuk saling membantu dan saling bekerja sama dengan orang lain. Seperti yang kita ketahui, perjalanan ibadah haji ditempuh dengan berduyun-duyun dalam sebuah perjalanan yang penuh dengan tantangan kesulitan dan pengorbanan.

Di dalamnya harus diikuti dengan semangat juang tinggi tanpa putus asa disertai dengan kedisiplinan dan kesabaran untuk mencapai sebuah tujuan. Akhlaqul Karimah kepada sesama manusia juga harus dikedepankan diiringi dengan kesadaran bahwa niat kebaitullah adalah untuk beribadah. Bukan untuk yang lain.

Dengan niat yang benar, ibadah haji harus dapat membangkitkan semangat dan kesadaran diri untuk saling mengingatkan dalam kebenaran, menasehati dalam kesabaran dan menebarkan kasih sayang kepada seluruh ciptaan Allah SWT.

اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ

Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah

Ibadah haji juga merupakan wujud ketaatan dan ketundukan kita kepada perintah Allah SWT. Ibadah haji adalah ibadah yang sudah ditentukan waktunya dengan artian harus meninggalkan aktifitas duniawi untuk fokus beribadah bagi kepentingah ukhrowi.

Dalam ibadah haji para jamaah melakukan rangkaian ibadah sebagai upaya membersihkan diri dari dosa seraya mengharapkan ampunan, rahmat, dan ridha Allah SWT. Mereka juga melatih kesabaran dengan kedisiplinan rangkaian ibadah sekaligus melupakan urusan dunia yang sering membuat hati manusia lalai mengingat Allah SWT.

Dengan hanya mengenakan kain ihram berwarna putih, para jamaah diingatkan dengan kain kafan ciri khas dari kematian yang pasti akan datang kepada setiap yang bernyawa. Kita berasal dari Allah dan hanya kepada-Nyalah kita akan kembali. Kita pasti akan berpisah dengan semua yang kita cintai dan berpisah dengan yang mencintai kita. Semua akan kembali kepada sang pemilik yang hakiki, Allah SWT.

Dalam ibadah haji, jamaah juga melakukan ibadah lainnya seperti Tawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali dan melakukan lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah yang dinamakan dengan Sa'i. Dalam ibadah ini para jamaah berdoa untuk senantiasa mendapatkan pertolongan Allah SWT dan perlindungan dari dosa yang timbul dari hawa nafsu dan godaan Setan.

Ibadah Towaf dan Sa'i memiliki makna yang mendalam agar kita senantiasa berusaha tanpa henti dan berhijrah melalui bentuk aktivitas berlari untuk meraih kemuliaan dengan berserah diri kepada Allah. Dengan senantiasa membersihkan hati dari sifat yang tercela, kita harus menanamkan tekad untuk mencapai puncak kesucian.


اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ

Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah

Allah SWT telah menjanjikan Surga Allah SWT kepada umat Islam yang melaksanakan haji dengan niat tulus karena Allah dan dapat meraih predikat mabrur.

الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

Artinya: haji yang mabrur tiada balasan baginya kecuali surga (HR. Nasa’i).

Lalu, apa yang dimaksud dengan haji mabrur? Haji mabrur adalah haji yang tidak tercampuri kemaksiatan. Hal ini sesuai dengan makna kata “al-mabrur” yang diambil dari kata al-birr yang artinya adalah ketaatan. Dengan kata lain haji mabrur adalah haji yang dijalankan dengan penuh ketaatan sehingga tidak tercampur dengan dosa. Haji mabrur juga merupakan haji yang maqbul atau diterima oleh Allah dan akan dibalas dengan al-birr (kebaikan) yaitu pahala.

Haji mabrur dapat ditandai dengan terlihatnya seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya dan tidak mengulangi perbuatan maksiat dan dosa yang ia lakukan.

Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah

Dengan hikmah dua ibadah ini yaitu kurban dan haji, sudah merupakan kewajiban bagi kita selaku umat Islam untuk menyakini bahwa Allah memiliki tujuan dalam memberikan setiap perintah kepada manusia. Allah pasti akan memberikan yang terbaik kepada kita jika kita juga berbuat baik dan mematuhi perintah-Nya. Keyakinan dan keikhlasan untuk mematuhi perintah-Nya akan membawa kebaikan kepada kita.


اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah

Akhirnya marilah kita berdoa memohon kepada Allah SWT agar semua ibadah yang kita lakukan mendapatkan ridha dari Allah SWT.

Semoga Alloh menjadikan kita sebagai hambaNya yang ringan untuk berqurban baik dengan harta, waktu, jiwa ataupun . sarana qurban yang lain

Semoga Alloh menyampaikan kita, keluarga kita dan dzurriyyah keturunan kita  ke Mekkah, Madinah, dan Arafah untuk menjadi tamu-Alloh, dan untuk  menjalankan ibadah haji dengan ikhlas dan sempurna, dan semoga Alloh menerima amal ibadah kita, aamiin.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

 اللهُ اَكْبَرْ (3) اللهُ اَكْبَرْكَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً ، لاَ إِلَهَ إِلاّ الله اللهُ اَكْبَرْ, اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ الْحَمْد.

 الْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ بَسَطَ لِعِبَادِهِ مَوَاعِدَ إِحْسَانِهِ وَإِنْعَامِه ، وَأَعَادَ عَلَيْنَا فِى هَذِهِ الأَيَّاّمِ عَوَائِدَ بِرِّهِ وَإِكْرَامِه ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى جَزِيْلِ إِفْضَالِهِ وَ إِمْدَادِهْ ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ جُوْدِهِ بِعِبَادِهِ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ فِىْ مُلْكِهْ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَشْرَفُ عِبَادِهِ وَزُهَّادِهْ ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الكَرِيْمِ وَالرَّسُوْلِ الْعَظِيْمِ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا أُمَرَاءَ الْحَجِيْجِ لِبِلاَدِ اللهِ الْحَرَامِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا, أَمَّا بَعْدُ.

فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهْ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ








Copyright © 2016 Do'a Aswaja All rights reserved. dikelola oleh AsNUMa. | Dibloggerkan oleh Radio Aswaja NU Magetan.